apa kata SID !?

"...Penampilan di Jakarta banyak mendapat reaksi positif, menurut Anda apa kehebatan band Anda sendiri?
Enggak ngerti ya. Kalau analisa kami, di Indonesia ini belum ada band kayak kami. Maksudnya band punk rock yang bisa menembus major namun enggak berubah. Biasanya band-band Indonesia kalau sudah masuk major label, pasti banyak kompromi. Mereka bakal bikin lagu-lagu cinta. Kami enggak berubah sama sekali, kami tetap SID seperti tahun 1995 sampai 2003. Ya, orangnya itu-itu aja.

Biasanya kan banyak grup musik yang mau kompromi dengan pasar?
Kita bukannya tidak butuh duit, tapi kami enggak mau melacurkan diri demi duit. Kalau sekarang misalkan ada orang yang memberikan kami sebuah media buat mengekspresikan diri, sementara kami bisa dapat sesuatu dari sana, kenapa enggak?

Musik itu mahal banget harganya. Saya (Bobby, red) sebagai pemain gitar, misalnya senar putus, itu duit dari mana? Kami harus beli dari mana? Belum lagi kami perlu sound system, perlu kable, ini dan itu yang harganya enggak murah. Karena itu kami masuk major label ini untuk mendapat duit agar bisa menyediakan peralatan yang lebih bagus lagi. .."
"...Awalnya dibayar berapa?
Kami pernah enggak dibayar. Pertama kami dibayar pakai snack. Kami pernah dibayar paling murah, Rp 50 ribu, misalnya main di banjar. Akhirnya tarifnya meningkat.

Banyak orang berpikir, ketika kami sekarang sudah masuk major label, kami enggak mau main kalau enggak dibayar. Nah, pendapat itu salah karena sampai sekarang kami masih main di acara-acara kecil, misalnya acara tanpa sponsor, kami enggak dibayar sama sekali. Misalnya baru-baru ini kami di Bandung pernah main seperti itu, di Jakarta juga demikian. Di Bali kalau ada yang mau ngundang kami, enggak masalah. Yang penting acaranya bagus dan sama-sama jalan. Kami enggak berubah sama sekali. Kalau acaranya komersial, ya tentu saja mau juga komersial. Ya, kami mencoba profesional. Kami punya manajemen namanya Glanpangkabili Inferno -- susah nyebutnya...."

"... Mengapa lagu-lagu Anda menggunakan bahasa Inggris?
Yang jelas ini enggak ada hubungannya dengan nasionalisme. Karena kami dasarnya sejak awal influence musik kita memang dari band-band luar yang kebetulan bahasanya bahasa Inggris. Jadi, pas kami bikin lirik segala macam, otomatis energi yang kami simpan itu yang masuk ke otak kita. Kalau kita dengar band-band Indonesia, pasti lebih gampang bikin lirik, tetapi kebetulan karakteristik bahasa Indonesia, ini menurut kami, sifatnya terlalu sopan. Jadi kalau mengarahkannya menjadi agresif itu agak susah. Kalau dikasarkan, jadinya kasar sekali. Demikian pula kalau bahasa Bali. Kalau bikin lirik bahasa Indonesia memang agak susah bagi kita, perlu pemikiran yang begitu luas untuk menuangkannya agar lirik terlihat semangat dan agresif. Kalau bahasa Inggris, kami lebih mudah...."

"....Awalnya manggung bagaimana?
Kami pertama dibentuk tahun 1995 di Kuta. Waktu itu demam punk rock di Bali sudah mulai ada. Saat itu zamannya Green Day (salah satu grup punk rock dunia, red) atau band-band kayak gitu. Jadi tanggapan orang sama kami lumayan bagus.

Mengapa memilih nama Superman is Dead?
Awalnya nama band kami bukan Superman is Dead, tetapi Superman Silvergun. Kemudian karena miskin konotasi lagi, kami ubah menjadi Superman is Dead, yang artinya tidak ada manusia yang sempurna, nobody perfect. ..."
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url